Senin, 16 Februari 2009

MENENTUKAN UKURAN UTAMA DAN BODY KAPAL

PAPER

LATAR BELAKANG

Dalam rangka pengembangan suatu daerah, berbagai pendekatan pembangunan telah ditempuh, pengembangan transportasi laut merupakan suatu pembangunan suatu daerah yang sangat potensial untuk dikembangkan. Karena dengan pengembangan ini akan menunjang kemajuan perekonomian suatu daerah, selain itu akan dapat menciptakan pusat-pusat pertumbuhan (growth centers), mengembangkan kawasan-kawasan khusus dan juga mengembangkan kerjasama ekonomi regional.

Dengan didasari oleh pertimbangan tersebut serta telah memenuhi persyaratan sebagai daerah yang memiliki potensi untuk cepat tumbuh, Mempunyai sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi, dan memerlukan investasi yang besar bagi pengembangannya, maka daerah tersebut merupakan suatu daerah yang cukup potensial untuk dikembangkan.

Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah pada umumnya diikuti oleh pertumbuhan arus penumpang dan barang yang keluar atau masuk pada daerah tersebut. Berdasarkan pada kenyataan bahwa sumber daya yang dimiliki tiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda, maka dibutuhkan alat transportasi untuk men-sinergikan berbagai sumberdaya untuk menjadi suatu produk yang memiliki nilai tertentu maka diperlukan suatu analisis teknis dan ekonomis untuk dapat menentukan ukuran utama kapal serta bodi kapal.

Sebuah desain kapal oleh seorang perancang kapal tidak menunjukan suatu perubahan. Sebelum merancang sebuah desain kapal, perancang kapal harus mengkalkulasi beberapa hal seperti tipe kapal, DWT kapal, Kapasitas dan kecepatan kapal yang diperlukan. Itu semua ditentukan oleh pemilik kapal (ship owner) setelah melakukan evaluasi kebutuhan pasar serta wilayah pengoperasiaanya. Evaluasi tersebut melalui suatu analisis teknis dan ekonomis.

Dalam merencanakan sebuah kapal, ada dua faktor yang sangat meentukan dan perlu diketahui yaitu faktor teknis dan faktor ekonomis. Faktor teknis terkait dengan teknik perencanaan awal, proses pembangunan hingga proses reparasi da pemeliharaanya, sedangkan faktor ekonomis terkait dengan penggunaan material / bahan , kelengkapan komponen-komponen kapal an keuntungannya yang diperoleh dalam pengoperasiaanya. Disamping itu ada beberapa variabel yang perlu diperhatikan sebelum merancang sebuah kapal diantaranya yakni type kapal, trayek, jenis muatan, kecepatan dan kedalaman perairan yang disanggahi.

Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam rancang bangun yang tidak kalah pentingnya yaitu memperhatikan sifat/karakteristik kapal harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang diperlukan sebagai berikut :

1. Pertimbangan faktor teknis. Semua kegiatan mulai dari pra perencanaan awal sampai dengan pembangunannya harus memenuhi peraturan dan ketentuan pengguna misalkan untuk spesifikasi militer, termasuk keselamatan kapal, operasional kapal, kekuatan kapal, kemampuan kapal dan kemudahan perawatan kapal, daya angkat dan daya dorong kapal, serta bahan bakar kapal.

2. Pertimbangan faktor pengguna. Semua yang diinginkan oleh pengguna harus memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan oleh owner termasuk kenyamanan, jenis muatan, kemudahan operasional, keamanan, kecepatan, daya muat yang memadai, daerah operasi yang dituju dan sistem bongkar muatan. Selain pertimbangan di atas sifat-sifat khusus dari kapal sendiri harus diperhatikan sebelum melaksanakan proses rancang bangun yang ditentukan misal: muatan dan jenis muatan, versi militer atau versi komersial dan lain-lain. Untuk itu diperlukan suatu perhitungan yang disusun secara sistematis dalam suatu metode.

3. Pertimbangan faktor metode. Metode yang digunakan untuk proses rancang bangun kapal melalui proses rancang bangun dari beberapa metode yaitu :

· Metode perbandingan ; yaitu mengambil acuan kapal pembanding yang memiliki karakteristik sama dengan kapal yang dirancang.

· Metode statistic; yaitu ukuran dari beberapa kapal pembanding, dimana variabel dihubungkan kemudian ditarik suatu rumusan yang berlaku terhadap kapal yang akan dirancang.

· Metode complex solution; yaitu kombinasi antara metode kapal pembanding dan metode statistik.

· Metode trial and eror; yaitu mencoba-coba parameter dari berbagai ukuran kapal sampai ditemukan harga yang sesuai dengan kebutuhan.

Tujuan

Tujuanya yaitu Menentukan ukuran utama kapal dan bodu kapal

Permasalahan

Permasalahan yakni Bagaimana menentukan ukuran utama kapal dan bodi kapal

UKURAN UTAMA KAPAL

1. Panjang Kapal (L)

LOA (Length over all) Adalah panjang kapal keseluruhan yang diukur dari ujung buritan sampai ujung haluan.Ukuran ini penting untuk menentukan besarnya ruang yang diperlukan ketika kapal akan ditambatkan di jetti atau ketika kapal akan melakukan manuver (berbelok/berputar) di sepanjang terusan atau sungai

LBP (Length between perpendiculars) adalah Panjang antara kedua garis tegak buritan dan garis tegak haluan yang diukur pada garis air muat pada lunas datar, yakni ketika tidak ada trim haluan ataupun trim buritan. Panjang ini merupakan perkiraan panjang kapal yang tercelup air, yang dipakai dalam semua perhitungan hidrostatik. Namun dalam perhitungan sarat maksimum yang diperbolehkan, posisi garis tegak ini sedikit bergeser disesuaikan dengan Peraturan Load Lines.

LWL (Length on the Water Line) adalah jarak mendatar antara kedua ujung garis muat, yang diukur dari titik potong dengan tinggi haluan sampai titik potongnya dengan tinggi buritan diukur pada bagian luar linggi depan dan linggi belakang, jadi tidak termasuk tebal kulit lambung.

Gambar panjang kapal

2. Lebar Kapal (B)

Lebar kapal adalah jarak yang mendatar gading tengah kapal yag diukur pada bagian luar gading, jadi tidak termasuk tebal kulit lambung kapal.

Gambar lebar kapal

3. Tinggi Kapal (H)

Tinggi kapal adalah jarak tegak dari garis dasar sampai garis geladak yang terendah, ditepi diukur ditengah-tengah panjang kapal.

Gambar tinggi kapal

4. Sarat Kapal (T)

Sarat kapal adalah jarak yang tegak lurus sampai pada garis air muat

Gambar sarat kapal

KOEFISIEN-KOEFISIEN BENTUK PADA KAPAL

Koefisien-koefisien Bentuk pada kapal sangat menentukan kemampuan angkut kapal, kecepatan kapal dan olah geraknya dalam pelayaran kapal tersebut.

Koefisien-koefisien Bentuk pada Kapal, ada 4 ( empat ) macam yaitu :

1. Koefisien Blok ( Block Coeffisient ), yang biasa disimbolkan dengan Cb adalah harga perbandingan antara volume badan kapal yang tercelup dalam air dengan balok yang melingkupi badan kapal yang tercelup tersebut. Koefisien Blok dapat dihitung berdasarkan panjang kapal Lpp maupun Lwl, dengan rumusan sebagai berikut :

Cb = atau Cb =

Gambar Volume bagian yg. tercelup, dilingkupi balok.

2. Koefisien Gading Besar ( Midship Coeffisient ), yang biasa disimbolkan dengan Cm adalah harga perbandingan antara luas bidang tengah kapal yang tercelup dalam air dengan segiempat yang melingkupinya. Koefisien Gading Besar dapat dihitung dengan rumusan berikut :

Cm :

dimana : Am = luas Bid. Gading Besar yg. didalam air.

Gambar Luas bidang Gading besar yg. tercelup, dilingkupi empat persegi panjang

3. Koefisien Bidang Garis Air ( Water Line Coeffisient ) , yang biasadisimbolkan dengan Cw adalah harga perbandingan antara luas bidang permukaan air pada saat kapal muatan penuh dengan segiempat yang melingkupinya. Seperti halnya koefisien blok, Koefisien Bidang Garis Air juga dapat dihitung berdasarkan panjang kapal Lpp maupun Lwl, dengan rumusan sebagai berikut :

Cw = atau Cw =

dimana : Awl = luas bidang garis air pada muatan penuh

Gambar Luas bid. Gasir Air, dilingkupi empat persegi panjang

4. Koefisien Prismatik ( Prismatic Coeffisient ), yang biasa disimbolkan dengan Cp atau adalah harga perbandingan antara volume badan kapal yang tercelup dalam air dengan prisma yang dibentuk dari Luas Gading Besar kali panjang kapal. Koefisien Prismatik dapat dihitung berdasarkan panjang kapal Lpp maupun Lwl, dengan rumusan sebagai berikut :

Cp = atau Cp =

Gambar Volume bagian yg. tercelup, dilingkupi prisma

Ada koefisien prismatik yang lain tetapi jarang dipergunakan, yaitu koefisien prismatik vertikal ( Vertical Prismatic Coeffisient ), yang biasa disimbolkan dengan Cpv adalah harga perbandingan antara volume badan kapal yang tercelup dalam air dengan prisma yang dibentuk dari Luas Bidang Garis Air dikalikan dengan sarat kapal.

Koefisien Prismatik Vertikal dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :

Cpv =

Gambar Volume bagian yg. tercelup, dilingkupi prisma vertikal

PENENTUAN UKURAN UTAMA KAPAL

Banyak cara untuk menentukan ukuran utama kapal, salah satunya yakni dengan menggunakan metode kapal pembanding, menurut Harvald Phoels memberikan persamaan untuk menentukan ukuran utama kapal yakni sebagai berikut :

1. Panjang Kapal (L)

LBP(R) =

Dimana :

LBP (P) : Panjang kapal pembanding

LBP (R) : Panjang kapal rancangan

DWT (P) : Bobot mati kapal pembanding

DWT (R) : Bobot mati kapal rancangan

2. Lebar Kapal (B)

B(R) =

Dimana :

B (P) : Lebar kapal pembanding

B (R) : lebar kapal rancangan

DWT (P) : Bobot mati kapal pembanding

DWT (R) : Bobot mati kapal rancangan

3. Sarat Kapal (T)

T(R) =

Dimana :

T (P) : Sarat kapal pembanding

T (R) : Sarat kapal rancangan

DWT (P) : Bobot mati kapal pembanding

DWT (R) : Bobot mati kapal rancangan

4. Tinggi Kapal (H)

H(R) =

Dimana :

H (P) : Tinggi kapal pembanding

H (R) : Tinggi kapal rancangan

DWT (P) : Bobot mati kapal pembanding

DWT (R) : Bobot mati kapal rancangan

PENENTUAN DISPLACEMENT

Displacement (∆) adalah berat air yang dipindahkan oleh lambung kapal yang tercelup kedalam air dengan kata lain displacement adalah berat kapal itu sendiri ditambah dengan berat seluruh muatan yang ada.

(∆) = LWL x B x T x Cb x γ x C

Dimana Lwl = LBP x 1,025.

PERBANDINGAN UKURAN UTAMA KAPAL

Dimensi panjang (L), Lebar (B) dan Tinggi (H) merupakan dimensi utama utama kapal, dimana perbandingan antara ketiga dimensi tersebut sangat berpengaruh terhadap laik atau tidaknya kapal yang dioperasikan. Acuan nilai rasion dimensi utama kapal harus memiliki rasio L/B kecil sedangkan rasio L/H dan B/H harus besar. Menurut Ayodhya (1972) dalam Banjar et al. (1996). Nilai L/B berpengaruh terhadap tahanan penggerak kapal, Jika nilai ini mengecil akan berakibat buruk terhadap kecepatan kapal. Nilai L/H berpengaruh terhadap kekuatan memanjang, semakin besar nilai L/H mengakibatkan kekuatan memanjang kapal semakin lemah, sehingga semakin besar nilainya maka stabilitas kapal akan semaik baik tetapi propulsi ability (daya dorong) akan buruk.

Perbandingan ukuran utama kapal seperti L/B ; L/H; B/T dan H/T akan memberikan pengaruh terhadap perencanaan kapal, berikut uraian dari perbandingan ukuran utama kapal :

· Panjang kapal (L) ; mempunyai pengaruh pada kecepatan kapal dan kekuatan memanjang kapal. Penambahan panjag kapal pada umumnya akan mengurangi tahanan diperoleh kapal pada displacement tetap dan akan mengurangi kekuatan memanjang kapal serta mengurangu kemampuan olah gerak kapal (maneuver) mengurangi penggunaan fasilitas dok galangan dan terusan. Sedangkan pengurangan panjang kapal pada displacement tetap akan menyebabkan ruangan badan kapal yang bertambah besar.

· Perbandingan L/B yang besar terutama untuk kapal dengan keceptan tinggi dan mempunyai perbandingan ruangan yang baik, namun dapat mengurangi kemampuan olah gerak kapal dan stabilitas. Sedangkan perbandingan L/B yang kecil akan memberikan kemampuan stablitas yang lebih baik akan tetapi dapat juga menambah tahanan kapal.

· Perbandingan L/H mempunyai pengarus terhadap kekuatan memanjang kapal. Untuk L/H yang besar akan mengurangi kekuatan memanjang kapal sebaliknya untuk perbandingan L/H yang kecil akan menambah kekuatan memanjang kapal.

· Perbandingan B/T mempunyai pengaruh pada stabilitas kapal. Untuk perbandingan B/T yang rendah akan mengurangi stabilitas kapal, sedangan untuk yang tinggi akan membuat stablias kapal menjadi lebih baik.

· Perbandingan H/T berhubungan dengan reserve displacement atau daya apung cadangan. Harga H/T yag besar dijumpai pada kapal-kapal penumpang.

KESIMPULAN

Dalam merancang suatu bangunan kapal harus memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan perencaan kapal tersebut, baik dalam aspek teknis maupun dalam aspek ekonomisnya, Serta dalam penentuan ukuran utama kapal harus berdasarkan kebutuhan owner seperti tipe kapal, DWT kapal, kapasitas dan kecepatan kapal yang diperlukan.

Cara yang yang dipergunakan dalam menentukan ukuran utama kapal biasa dengan dengan metode kapal pembanding. Dari metode ini akan diperoleh ukuran utama kapal seperti Panjang kapal (LBP), Lebar Kapal (B), sarat kapal (T), Tinggi Kapal (H).

Dimensi panjang (L), Lebar (B) dan Tinggi (H) merupakan dimensi utama utama kapal, dimana perbandingan antara ketiga dimensi tersebut sangat berpengaruh terhadap laik atau tidaknya kapal yang dioperasikan.

Tulisan ini merupakan hasil dari pemikiran penulis, namun tulisan ini masih kurang lengkap seperti HUBUNGAN ANTARA PENENTUAN BODY KAPAL DENGAN KECEPATAN KAITANNYA DENGAN KAPAL KONVENSIONAL & UNKONVESIONAL

- Penjelasan tentang kapal konvesional

- Penjelasan tentang kapal unkonvesional

Nanti di update lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar